Pohon Pace Rumah Kunti

Pohon Pace Rumah Kunti



Rumah mertuaku yang ada di pinggir jalan raya Jogja-Magelang dan tidak punya tetangga memang tidak pernah sepi dari kendaraan yang lalulalang. Rumah mertuaku termasuk rumah tua yang dibangun lebih dari 30 tahun yang lalu. Di samping kirinya adalah sebuah toko kelontong yang hanya dihuni pedagannya dari pagi sampai sore hari. Di samping kanannya adalah sebuah bangunan yang sudah hancur karena ditinggal oleh yang punya. Konon, bangunan itu berdiri diatas tanah bekas kuburan para pejuang kemerdekaan. Rumah mertuaku termasuk rumah yang asri. Di depannya ada dua pohon salam dan satu pohon pace. Aku tidak pernah percaya bahwa pohon pace itu dipercaya sebagai rumah mahluk halus sampai suatu malam aku mengalami pengalaman yang menyeramkan.

Setiap hari libur, aku, suamiku dan anakku pasti menginap di rumah mertua. Malam itu aku iseng sekali tidak bisa tidur. Lalu aku memutuskan untuk browsing di internet lewat komputer adik suamiku di kamarnya. Kebetulan adik iparku itu sedang bertugas di Balikpapan sehingga kamarnya kosong. Tanpa curiga dan merasakan hal yang aneh, aku menyalakan komputer dan mulai browsing. Tanpa  terasa waktu sudah sangat larut. Semua orang yang ada di rumah sudah tidur. Tinggalah aku sendiri di kamar itu. Memang baru malam itu aku begadang di sana.

Pada saat aku lagi serius browsing, tiba-tiba aku mendengar suara tawa. Tanpa curiga aku berpikir mungkin ada 2 orang yang lewat dan bercerita lucu sehingga mereka tertawa bersama. Tawa itu kemudian terdengar lagi. Masih tanpa curiga, aku membuka tirai jendela kamar lalu melihat ke luar. Tidak ada satu orang pun yang lewat depan rumah. Aku mulai curiga dan ingat pohon pace yang ada tepat di depan kamar itu. Tawa itu terdengar lagi dan semakin keras. Aku ketakutan lalu berlari keluar kamar dan berteriak memanggil suamiku. Suamiku terbangun dan menyuruhku segera tidur di kamar saja. Komputer di kamar adik ipar aku biarkan menyala. Pagi harinya ketika aku mengecek kalender ternyata semalam adalah malam jumat kliwon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top