Penampakan Di Gang Buntu

Penampakan Di Gang Buntu




Saya paling males lewat daerah gang buntu. Alasannya sepele. Gara-gara sering denger kalo di gang buntu itu sering ada penampakan. Daripada ditempeli setan nggak jelas, mending cari selamat dengan tidak melintas ke daerah itu. Karena itulah, saya paling sering ditegur bos gara-gara sering telat. Sebenarnya berangkat sebelum subuh bisa saja. Tapi  namanya juga males ketemu penampakan, jadinya selalu berangkat habis subuh. Resikonya rebutan angkot hampir setiap hari.  Kalau lagi apes, pasti telat sekitar 5 sampai 15 menit.


Kebalikannya justru pas pulang kantor. Sebelum jam 5 sore, biasanya meja kerja pasti sudah bersih. Entah bagaimana caranya, saya selalu berusaha agar tidak lembur. Lagi-lagi karena takut ketemu penampakan di daerah gang buntu. Tapi dasar nasib lagi apes. Laporan yang tadi diketik buru-buru ternyata kurang lengkap dan ada yang salah hitung. Namun dasar bos semprul, dia malah marah-marah dan minta hari ini juga harus selesai. Akhirnya terpaksalah lembur untuk pertama kalinya.  Biar cepat pulang, fokus perbaikan hanya saya buat di bagian yang kurang lengkap dan salah hitung. Yang penting kerjaan beres dan bisa langsung pulang.


Si bos sedang asyik telepon saat laporan ini selesai. Bos hanya menganguk sambil menunjuk ke mejanya tanpa melihat ke laporan yang sudah diperbaiki tadi. Akhirnya bisa pulang juga. Untuk pulang setidaknya saya harus oper 4 kali. Dan yang terakhir angkot jurusan xxx inilah yang harus saya naiki. Sambil menunggu angkot, terlihat seorang nenek tua tampak kebingungan. “Mau kemana nek?” tanyaku. “Mau nengok cucu, di daerah xxx,”  jawab si nenek. “Wah kita searah nek. Jadi bisa bareng,” kataku sambil tersenyum. Angkot yang ditunggu akhirnya tiba. Kamipun naik dan berbincang ringan. “Dua orang bang,” kataku pada si kernet. Entah mengapa si kernet kelihatan bingung. Akhirnya angkot ini sampai di komplek. Saya dan nenek itu akhirnya turun. “Rumah anak nenek dimana ya?” tanyaku. “Sudah dekat kok cu, lain kali nggak usah takut ya cu,” kata si nenek. Deg, jantungku langsung dag dig dug. Sekejab nenek itu hilang. Rupanya nenek itulah penampakan di gang buntu yang selama ini aku hindari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top